Bagi Anda yang Membutuhkan Jasa Lembaga Super Family Consulting...Kami Siap Membantu Permasalahan Anda !!!

tausiyah keluarga super

07 Juli 2009

GERAK ITU EMAS!

Tidak ada kata terlambat untuk membenahi biduk rumah tangga yang retak.
Segera bangkit, bergerak dan bertindak
karena diam saja membuat masalah semakin berkarat (UNH)


Sebuah pepatah lama menyatakan, diam itu emas. Bagi saya, kalimat bijak itu perlu ditempatkan pada konteks yang tepat, sebab tak jarang sikap diam membuat permasalahan tidak selesai bahkan menambah permasalahan baru yang lebih besar. Dalam menyikapi suatu masalah, manusia itu sangat dipengaruhi oleh tiga unsur utama, yakni persepsi, emosi dan aksi. Sikap diam itu boleh jadi merupakan aksi dari permasalahan yang sedang dihadapi, seperti unjuk rasa dengan stop bicara atau kebiasaan ungkapan no comment bagi sebagian selebritis kita saat diajukan pertanyaan oleh wartawan. Jika kita menggunakan pendekatan kecerdasan emosional, maka sikap diam itu menjadi sangat bahaya karena pada saat yang sama akan terjadi kristalisasi persepsi di dalam pikiran bawah sadarnya. Hal ini boleh jadi dipengaruhi oleh self talk yang menurut sebuah penelitian dilakukan oleh manusia sebanyak 40.000 hingga 60.000 kali kita melakukan pembicaraan pribadi dalam otak kita, dari sejumlah pembicaraan itu kebanyakan adalah pembicaraan pribadi yang negatif, belum lagi input atau informasi dari luar diri kita sehingga otak kita tanpa sadar akan menerima jutaan informasi yang jika tidak dikelola dengan baik akan melahirkan emosi negatif dan akhirnya memunculkan aksi yang negatif.

Secara sederhana, alurnya demikian; saat kita ditimpa masalah, otak kita bekerja merespon masalah itu dengan persepsi (zhann) kita terhadap masalah, persepsipun sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan informasi. Respon itu ada dua, positif dan negatif, jika respon negatif yang kita berikan maka seketika emosi kita meninggi, emosinya pun menjadi negatif, lalu lahirlah aksi di mana biasanya aksi sangat dipengaruhi oleh emosi diri atau sikap diri. Kata Antoni Robbin, sikap dan gerak diri kita akan mempengaruhi emosi kita. Cobalah anda berdiri tegak dengan kepala juga tegak ke atas lalu rentangkan kedua tangan ke depan kemudian busungkan dada anda sambil tersenyum dengan lepas, nah pertahankan posisi anda seperti itu lalu cobalah mengingat hal-hal yang paling menyakitkan dalam diri anda! Sulit bukan! Begitulah emosi kita memang sangat dipengaruhi oleh sikap diri kita.

Memang ada saatnya diam itu menjadi emas, seperti kata Nabi Muhammad, orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat itu memilih perkatan sedikit yang baik atau diam. Dalam konteks ini tentu dapat kita fahami, pembicaraan yang banyak dan tidak memberi manfaat akan menjadi pembicaraan yang sia-sia, karena itu pilihan diam menjadi sangat tepat. Tetapi dalam menghadapi permasalahan sikap diam cenderung akan menggiring kita kepada sikap menyepelekan masalah. Jika anda menyadari konflik besar sedang menghantam keluarga anda, dan anda diam saja tidak melakukan gerakan apapun untuk menyelamatkan kondisi yang rapuh itu, maka pada hakikatnya Anda tidak ingin menyelesaikan masalah atau dalam istilah lain Anda sudah menyerah KALAH!!!

Maka bergerak dan bangkitlah! singkirkan segala halangan yang menghadang. Ingat keluarga sukses adalah hak setiap orang yang mau memperjuangkan dan mensukseskannya dengan penuh ketekunan dan keteguhan hati. Jadi diam memang anda butuhkan ketika pembicaraan yang panjang malah akan mengeruhkan suasana, selebihnya bergeraklah karena Tuhan dan Rasul serta seluruh orang memperhatikan gerakan dan kiprah Anda.


Info:
Bagi Anda yang ingin mengundang UNH untuk Tausiyah Motivasi keluarga super
silahkan kirim pesan singkat melalui HP: 0812 87 72 735

Tidak ada komentar: