Bagi Anda yang Membutuhkan Jasa Lembaga Super Family Consulting...Kami Siap Membantu Permasalahan Anda !!!

tausiyah keluarga super

11 Februari 2008

Siapa Bilang Keluarga Kita Enggak Sakinah?


Oleh : Nurul Huda Hem

Tulisan ini diinspirasikan oleh bukunya Safir Senduk, “Siapa Bilang Jadi Karyawan Enggak Bisa Kaya?” Buku ini seperti diakui pengarangnya merupakan bantahan terhadap buku-buku motivasi menjadi wirausahawan sukses seperti buku dengan judul, “Jangan Mau Jadi orang gajian seumur hidup!”. Menurut Safir buku-buku yang mengelorakan semangat usaha mandiri itu seperti memberikan harga mati bahwa menjadi karyawan itu tidak akan bisa kaya, padahal setiap orang berhak untuk menjadi karyawan tidak terkecuali karyawan sekalipun. Safir menyatakan perlu membedakan antara kaya dengan penghasilan tinggi, setiap karyawan dengan penghasilan berapapun bisa menjadi kaya asalkan memiliki kemempuan mengelola finansialnya.

Sebenarnya, Safir sedang mengajak pembacanya untuk melakukan pembenahan mindset agar tidak terjebak kepada mitos bahwa hanya pengusaha saja yang bisa kaya, Safir –pada saat yang sama- juga mengingatkan kita untuk tidak menjadikan kekayaan itu melulu berorientasi kepada penghasilan yang besar. Intinya pengelolaaan finansial merupakan kata kunci yang penting diperhatikan, sebab tidak sedikit orang dengan penghasilan puluhan juta tidak sanggup menabung walaupun hanya seratus ribu setiap bulan, sementara banyak orang yang berpenghasilan pas-pasan, tapi masih bisa menyisihkan seratus ribu setiap bulannya.

Begitu pula yang sebenarnya terjadi dalam keluarga. Banyak orang berfikir bahwa “keluarga super itu hanya milik orang-orang tertentu!”, “keluarga kami tidak mungkin sakinah!!!”, “lha wong ortu kami saja divorce, wajar kalau keluarga kami juga berantakan”, “ Kalau tidak kaya, mana mungkin keluarga bisa sakinah?”. Pikiran-pikiran negatif itu tentu sangat berbahaya jika dibiarkan terus menerus, saya kira perlu pembenahan mindset, untuk sama-sama menyadari bahwa keluarga super itu hak setiap orang di dunia ini, tidak peduli apakah kaya atau miskin, tidak memandang dari etnis manapun, tidak soal apakah mereka dari keturunan divorce atau tidak. Terlalu banyak kenyataan hidup yang dapat kita jadikan pelajaran tentang keluarga kaya yang justru berakhir dengan kehancuran serta keluarga miskin yang tetap bahagia sepanjang hayat. Jadi kata kuncinya sama dengan yang diajukan Safir dalam bukunya di atas yakni PENGELOLAAN, bukan saja pengelolaan finansial, tapi lebih luas lagi, Pengelolaan Kesadaran. Mengapa kesadaran? Karena dari kesadaran inilah muncul kearifan sikap dalam menjalani kehidupan berkeluarga, seseorang yang mengelola dengan baik kesadarannya untuk selalu menjadi alarm pengingat, akan mampu menaklukkan angin topan yang menerjang biduk rumah tangga yang sedang dikayuhnya. Saat terjadi problem defisit ekonomi keluarga misalnya, seluruh penghuni rumah keluarga itu menyadari sepenuhnya keadaan masing-masing. Kenyataan bahwa anggaran belanja rumah tangga defisit tidak direspon dengan memarahi suami apalagi mengatainya sebagai pemalas dan tidak kreatif, tapi mengelolanya dengan mencari solusi bersama apa yang dapat dikerjakan.

Beberapa model kesadaran yang harus diketahui dalam membangun keluarga super adalah:
Menyadari bahwa perkawinan adalah ibadah
Menyadari bahwa perkawinan adalah proses pembelajaran
Menyadari bahwa membangun keluarga pasti mengalami ujian
Menyadari bahwa setiap orang punya karakter berbeda
Menyadari bahwa setiap orang berhak dihargai
Menyadari bahwa setiap orang mungkin saja berbuat salah
Menyadari bahwa perbedaan adalah hal yang niscaya
Menyadari bahwa konflik berkepanjangan pasti tidak menyenangkan
Menyadari bahwa kenyataan hari ini adalah hasil dari pilihan masa lalu
Menyadari bahwa pengalaman adalah guru yang sarat kebijaksanaan
Menyadari bahwa kehidupan pasti berakhir dengan kematian

Dari sebelas model kesadaran ini, akan terlihat nyaris tidak ada celah bagi hantaman keretakan keluarga. Seorang suami yang egois, mau menang sendiri dan sering menggunakan kekerasan tidak bisa berlindung dibalik peran kepemimpinan yang diembannya. Seorang istri yang merasa penghasilannya lebih tinggi dari suami dan kemudian cintanya berpaling kepada sosok pria idaman lain tidak boleh berlindung dibalik kegagalan peran suami memberi nafkah lahiriyah. Seorang suami yang tergoda wanita lain dan kemudian memutuskan untuk kawin lagi (poligami) tidak laik menggunakan dalil apapun sebagai pembenaran terhadap keputusannya. Suami istri yang sering bertengkar sehingga kepada persoalan sepele sekalipun tidak laik menyandarkan alasan ketidakcocokan sebagai biang keladinya. Jujur saja pada diri sendiri, bahwa Anda bermasalah dengan kesadaran. Bermasalah dengan kesadaran bisa bermakna dua, pertama, Anda memang tidak menyadari bahwa perbuatan itu suatu kesalahan, tapi ini sulit diterima akal, karena setiap orang dibekali potensi kebaikan dan keburukan sikap, jika Anda tidak menyadari karena memang tidak tahu bahwa itu suatu kesalahan maka hukumi saja dengan norma universal bahwa tindakan seperti itu jelas-jelas sebuah keburukan sikap, atau makna yang kedua, Anda benar-benar tidak punya kesadaran alias gila.

Maaf sekali jika ilustrasi ini dipandang ekstrem, saya hanya ingin menunjukkan bahwa sebelas model kesadaran di atas sesungguhnya membimbing kita kepada sikap yang lebih positif. Keadaan ini sama persis dengan doktrin agama tentang kebaikan sikap, jika kita merasa disudutkan lantaran sikap yang kita lakukan demi pembelaan diri (misalnya tindakan korupsi lantaran sudah terlalu lama hidup menderita), maka bukan agamanya yang salah, tetapi kitalah yang bermasalah dengan diri kita sendiri. Kata Adi W Gunawan, penulis buku laris, Manage your mind for success, ketika dia mempelajari mengapa di dunia ini ada orang yang sukses dan gagal, hendaklah kita tidak mengkajinya dari sisi Tuhan karena Dia terlalu suci untuk disalahkan, tapi berpalinglah kepada kajian tentang kita (manusia) karena Tuhan sendiri sudah baik hati memberikan potensi kesadaran dalam diri kita.

Keberpihakan kepada kesadaran menuntut kita untuk lebih mawas diri dan lebih wise (bijak) menyikapi apapun yang terjadi dalam kehidupan ini termasuk dalam kehidupan berkeluarga. Menanggapi rumah tangga yang sering ribut, saya sering berseloroh, mengapa harus ribut berkepanjangan begitu? Toh suatu hari ada saatnya kita tidak bisa menimpali keributan pasangan kita, kita akan diam saja, sangat diam, tak mampu berkata sepatah katapun, bahkan tak mampu untuk menggerakkan sedikit saja anggota tubuh kita, kapan? Yah ketika datang kematian. Jadi mumpung sekarang masih diberi kesempatan hidup, hiduplah yang produktif dan bermanfaat. Rasanya tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, sebagai khalifah Allah di bumi, mari kita tampakkan spirit ketuhanan Ar Rahman (Maha Pengasih), Ar Rahim (Maha Penyayang), Al Ghafur (Maha Pengampun) Al ‘Afuw (Maha Pemaaf).

Nah, supaya kekuatan kesadaran ini dapat dibangkitkan, kita memerlukan semacam kapsul pembangkit kesadaran dalam membangun keluarga super, boleh juga ini disebut sebagai obat kuat yang akan menggairahkan Anda dari penyakit lemah mental, lesu motivasi, lelah spirit, lemas semangat:

1. Identifikasikan masalah yang sedang Anda hadapi
2. Rubah paradigma berfikir
3. Efektifkan waktu
4. eXtra energi
5. Maximalkan perjuangan dengan do’a

Nah, tugas anda sekarang adalah menghimpun seluruh huruf pertama dari kelima kapsul di atas. Oke, silahkan anda menghimpunnya, sekarang!.....oke Apa yang anda temukan? Ya ternyata kapsul obat kuat yang selama ini kita dengar cukup efektif untuk meraih kesuksesan keluarga kita.

Salam hangat dari saya
Sahabat Keluarga Anda

Nurul Huda Haem

Tidak ada komentar: